Mengapa Kita Tidak Dapat Mengingat Kenangan Saat Bayi

July 27, 2011 | Filed under: Gaptek Update | Posted by: EBO | Dibaca 258 kali

Hampir tak seorang pun memiliki kenangan dari masa kecil – tapi itu bukanlah karena kita tak menyimpan informasi seperti anak muda. Sebaliknya, mungkin karena pada usia itu, otak kita belum berfungsi sedemikian rupa sehingga bundel informasi menjadi pola saraf kompleks yang kita kenal sebagai kenangan.

Sudah jelas bahwa anak-anak ingat fakta pada saat ini – seperti yang orangtua mereka, atau bahwa seseorang harus mengucapkan ” tolong” sebelum ibu akan memberi permen. Ini disebut “memori semantik.”

Sampai kira-kira antara usia dua dan empat, bagaimanapun, anak-anak kurang “episodic memori” – memori tentang rincian acara tertentu. Kenangan tersebutdisimpan di beberapa bagian permukaan otak, atau “korteks.” Sebagai contoh, memori suara diproses di cortexes pendengaran, di sisi otak, sementara memori visual dikelola oleh korteks visual, di belakang. Sebuah wilayah otak yang disebuthippocampus mengikat seluruh potongan tersebar bersama-sama.

“Jika Anda memikirkan korteks Anda sebagai tempat tidur bunga, ada bunga di seluruh bagian atas kepala Anda,” kata Patricia Bauer dari Emory University di Atlanta. “Para hipokampus, terselip sangat rapi di tengah-tengah otak Anda,bertanggung jawab untuk menarik mereka semua bersama-sama dan mengikat mereka dalam sebuah karangan bunga.” Memori adalah karangan – pola sarafketerkaitan antara bagian-bagian otak di mana memori disimpan.

Jadi, mengapa anak-anak biasanya gagal untuk merekam episode tertentu sampai kisaran dua sampai empat usia? Mungkin karena itulah ketikahippocampus mulai mengikat fragmen informasi bersama-sama, kata psikologNora Newcombe dari Temple University di Philadelphia.

Dan mungkin ada alasan untuk ini, Newcombe kata. Episodic memori mungkintidak perlu kompleks pada saat seorang anak hanya belajar bagaimana dunia bekerja.

“Saya pikir tujuan utama dari dua tahun pertama adalah untuk memperoleh pengetahuan semantik dan dari sudut pandang, episodic memori mungkin sebenarnya menjadi pengalih perhatian,” kata Newcombe.